Dibuka dengan aksi memukau ditambah visual efek yang wah, saya merasa bahwa saya akan suka film ini. Namun setelah memasuki cerita pengenalan Dr Strange, hype saya mulai berkurang, berkurang dan berkurang. Perpindahan adegan begitu cepat, tidak fokus akan satu hal, terasa overlap, confusing, with lack storyline. Ada beberapa adegan yang membuat saya seperti, “kok begini?”, “ini maksudnya apa?”. Sempat merasa mungkin cuma saya doank yang merasa demikian, namun setelah melihat sekeliling, penonton lain pun terlihat jenuh, bingung. Ada beberapa dialog konyol serta adegan cukup nyeleneh, namun karena masih bingung, tidak ada yang ketawa or maybe to much jokes. Seisi ruangan hening berselimut dinginnya AC, sayang bawa teman yang batangan.
Kutukan Marvel masih berlanjut. Mads Mikkelsen memerankan Kaecilius sebagai villain utama sebenarnya cukup bagus, motifnya jelas, setidaknya diperjelas. Sayang ceritanya sangat lemah, muncul di sini-muncul di sana tidak jelas, backgroundnya pun kurang kuat. Adanya flashback mungkin bisa membantu menguatkan karakter serta villainnya. Marvel berani membawa tone baru dalam MCU, tapi pondasinya lemah.
Walau begitu, film ini tidaklah buruk-buruk amat. Marvel benar-benar memanfaatkan kualitas acting dari para aktornya, terutama Benedict. Dari segi visual efek, o mai gat….will blow your mind, bangunan di acak-acak menjadi upside down dengan aksi kejar-kejaran ditambah scoring yang sangat memukau. Best moment saat Time Stone digunakan, ah gila..keren, i just like "woooow". Ini visual efek dan scoring terbaik dari seluruh film MCU menurut saya.
Layaknya tradisi, selalu ada scene credit disetiap filmnya, mid & end. Mid dengan hint film selanjutnya, dan End dengan hint possible sequel. Jangan sungkan menunggu, musiknya enak loh.
Rating 7/10
Post a Comment