Thursday 24 December 2015

Mengusut Kerenggangan Hubungan Sutradara Dengan Petinggi Marvel/Disney

Marvel..Marvel...Marvel...siapa yang tidak kenal Marvel???

Bagi pecinta film khususnya genre superhero pasti kenal dengan Marvel. Yap, bisa dibilang kiblat film superhero saat ini mengarah ke pintu Marvel Studio Hal ini terbukti dengan franchise yang mereka buat yaitu Marvel Cinematic Universe dinobatkan menjadi franchise tersukses sejagat, menggeser posisi Harry Potter. Karena kesuksesannya lah, seteru abadinya, DC Comic pun tap ketinggalan mendirikan Universe sendiri meskipun dengan konsep yang sedikit unik dan berbeda.

Tentu saja kesuksesan film superhero Marvel tak terlepas dari ide cemerlang Sutradaranya. Dari tangan mereka, beberapa diantaranya membuat kejutan dengan menciptakan film "kece badai" yang sebelum perilisanny sudah di prediksi akan anjlok di pasaran. Sebut saja film Guardian of the Galaxy garapan sutradara James Gunn yang dicap oleh beberapa kritikus sebagai film pertama yang akan membuat Marvel Studio merugi besar dan tentu saja proyek coba-coba berhadiahnya Marvel. Namun apa yang terjadi, begitu dirilis filmnya justru sangat laku dan bahkan mengalahkan pendapatan film Man of Steel milik DC. Guardian of the Galaxy membuktikan bahwa karakter mereka memang kurang terkenal tapi jika di tangan yang tepat dengan ide kreatif yang tepat pula, karakter sebesar Superman pun dihajar.

Di postingan kali ini, gue takkan ngebahas kecerdikan para Sutradara Marvel, melainkan hubungan negatif antara beberapa sutradara dengan petinggi Marvel/Disney.

Sejatinya, dalam sebuah film sutradara berhak untuk menuangkan ide kreatifnya tanpa ada intervensi dari pihak manapun. Dengan begitu, para sutradara juga asik mengerjakan filmnya.

Mungkin diantara kalian banyak yang belum tahu atau tidak menyadari bahwa ada beberapa sutradara yang hengkang dari proyek Marvel. Alasannya klasik, mereka tidak sejalan dengan pemikiran petinggi Marvel/Disney atau adanya perbedaan ide kreatif diantara mereka. Siapa saja mereka....yuk simakk!!!
Josh Whedon - Avengers 1 & 2


Bisa dibilang bahwa Whedon adalah anak didik emas dari Marvel. Dia terlibat dalam hampir semua film MCU sejak 2010, dan juga sering diandalkan sebagai pemecah masalah dalam sebuah naskah. Film Avengers : Age of Ultron menjadi film terakhir Josh Whedon bekerja di Marvel Studio. Ibarat kontrak kerja berakhir, hubungan pun berakhir. Yap, Josh Whedon mengakhiri jabatannya di Marvel dengan kurang bagus. Bukan karena filmnya garapannya merugi melainkan hubungannya dengan petinggi Marvel sedikit longgar, ya karena masalah di film juga sih.

Josh Whedon marah dan kecewa dengan petinggi Marvel karena adanya intervensi (campur tangan) mereka dalam pengembangan naskah film Age of Ultron. Ada beberapa adegan dalam film Age of Ultron yang harus melalui proses perdebatan antara dirinya dengan Marvel sebelum dirilis. Yaitu a. adegan di rumah Hawkeye, disini Hawkeye mengajak Avengers kerumahnya atau b. Thor di gua misterius, disini Thor meminta bantuan dr. Selvig untuk memaknai mimpinya, maka dibawalah Thor ke sebuah gua misterius.

Dalam adegan itu, Marvel memberi pilihan kepada Whedon adegan mana yang harus dikurangi. Sebenarnya Whedon tidak mau kedua adegan itu dikurangi dan menginginkan sesuai idenya, namun apa daya perintah bos tak bisa dilanggar. Dengan berat hati, Whedon memilih adegan Thor di gua misterius dikurangi. Dampaknya memang terasa, dalam adegan itu Thor masuk ke sumur lalu tiba2 adegan berpindah ke cerita lain dan tiba2 saja Thor sudah ada di Avengers Tower dan seakan sudah mengetahui makna mimpinya. Seolah bahwa Thor muncul di Avengers Tower secara dipaksakan.

Endingnya, Josh Whedon curhat dengan beberapa media, kontrakpun putus.

Edgar Wright - Ant-Man


Edgar Wright adalah sutradara pertama yang di tunjuk oleh Marvel untuk film Ant-Man. Wright juga mengaku bahwa Ant-Man adalah karakter favoritnya. Tidak main-main, Edgar bahkan sudah mengembangkan film Ant-Man sejak 2006 atau sebelum adanya MCU. Bukan hanya itu, di tahun itu pula, Edgar sudah menemukan aktor pemeran Ant-Man serta rencana syuting sudah dalam waktu dekat namun filmnya ditunda. Perjalanan film Ant-Man tidak hanya sampai disitu, Ant-Man juga direncanankan tampil di Phase 1, lagi-lagi ditunda. Kita kembali ke 2 dekade yang lalu, tepatnya tahun 80-an Marvel berencana mengangkat Ant-Man ke versi layar lebar tapi di tunda dengan alasan saat itu ada film yang premisnya agak mirip dengan naskah Ant-Man. Ok...sudah cukup sepak terjang Ant-Man di film.

Kita kembali ke benang mereh, yaitu Edgar Wright. Dengan begitu pede, Edgar mengaku bahwa film Ant-Man adalah film dengan naskah terbaik Marvel yang pernah ada. Yap, saat itu dia masih enjoy dan tidak sabar menunggu syuting dimulai. Petaka muncul setelah Disney mengakuisisi saham Marvel. Edgar memiliki perbedaan ide kreatif antara dirinya dan Marvel/Disney. Buntutnya, ditahun 2014, Edgar memutuskan mundur dan digantikan oleh Peyton Reed.

Kronologinya adalah 3 atau 4 bulan sebelum syuting dimulai (syuting di mulai bulan Agustus 2014), Marvel meminta naskah yang ditulis oleh Edgar untuk diberikan kepada 2 penulis, salah satunya penulis dari Marvel sendiri. Saat itu, Edgar masih tenang dan tetap pada proyek itu. Beberapa minggu kemudian dia terima naskahnya. Edgar merasa bahwa perubahan yang mereka lakukan lebih buruk, mainstream, dan tidak sesuai dengan visinya. Edgar langsung menemui Marvel dan memrikan surat pengunduran diri. Meskipun ada perombakan naskah dari yang ditulis oleh Edgar, sebagian besar naskah yang ditulisnya masih dalam cerita tersebut.

Sebenarnya satu yang diinginkan Edgar yaitu dia mau Ant-Man berdiri sendiri tanpa terlibat dengan film lainnya. Suatu keinginan yang egois tanpa melihat keadaan. Ini MCU coy.

Meski begitu, Peyton Reed membuktikan bahwa pendapatan Ant-Man takkan sama persis dengan semut.

Patty Jenkins - Thor : The Dark World


Dia ditunjuk oleh Marvel untuk menggantikan Kenneth Branagh (Sutradara Thor 1) karena adanya tabrakan jadwal. Namun di bulan desember 2011, dia memutuskan mundur dari jabatannya. Lagi-lagi karena alasan perbedaan ide kreatif. Natalie Portman kecewa dengan keputusannya. Beberapa sumber mengatakan bahwa Natalie Portman mengancam untuk tidak terlibat dalam filmnya jika digantikan oleh sutradara lain.


Bonus : Ava DuVernay - Black Panther

Memang secara resmi dia belum ditunjuk sebagai sutradara film Black Panther. Namun beberapa media mengatakan bahwa dia sudah mengambil pekerjaan itu atau dalam hal ini "hampir".

Sutradara dari film Selma ini pun mengatakan bahwa sebaiknya dia menyadari sekarang ketimbang nantinya ada konflik "perbedaan kreatifitas" lagi. Good choice, ma'am.


Ada apa sebenarnya....???

Semuanya karena alasan perbedaan kretifitas. Memang benar bahwa Sutradara punyak hak untuk menentukan apa yang boleh dan tidak boleh ditampilkan dalam filmnya. Tapi mereka juga harus mengerti dan sadar bahwa mereka ikut terlibat dalam franchise film dengan cerita yang saling berhubungan. Untuk kasus yang diterpa Whedon gue sedikit kecewa sama Marvel. 2 adegan itu sebenarnya gak ada masalah kalau diperpanjang. Tapi mungkin alasannya karena Age of Ultron adalah jembatan utama menuju Phase 3. Dimana didalamnya berisi referensi film Thor : Ragnarog, Civil War, dan Black Panther sehingga mereka berhati-hati dalam memasukkan alur cerita.
Benarkah faktor intervensi dari pihak studio akan mempengaruhi sebuah film...???
.
Yap...amat sangat berdampak
Kejadian seperti bukan hanya dialami oleh Marvel Studio saja. Hal ini pun pernah terjadi di tubuh Sony dengan film Spider-Man versi pertama. Spider-Man 1 & 2 dipuji banyak kalangan dan sukses di bioskop. Namun nasib buruk menimpa Spider-Man 3. Banyak kritikan pedas mengarah kepadanya. Usut punya usut ternyata Sony mulai ikut campur dalam pengembangan naskahnya.

Padahal gue merasa Spider-Man 3 sangat keren lohh....ckckkc...
Haruskah ide kreatif utama di berikan ke Sutradara...???

Tidak...
Kenapa??? Helloowwww.... ini Universe om, bukan film yang berdiri sendiri. Marvel merilis setidaknya kurang lebih 5 film tiap Phase, dan mustahil dari 5 film itu hanya dikerjakan 1 sutradara saja. DC Comic memang memberikan kekuasaan penuh kepada sutradaranya dikarenakan mereka di produseri beberapa orang. Mangkanya dia memiliki 2 Universe yaitu versi film dan serial. Marvel melakukan itu karena mereka melindungi brand dan alur ceritanya. Agar film yang satu tidak melenceng dengan aur cerita yang ada. Hal yang perlu diketahui adalah timeline film Marvel mengikuti waktu dunia nyata. Itulah mengapa tiap tahun mereka merilis setidaknya 2 film agar jarak waktu antara filmnya tidak jauh. Solusinya ialah kedua belah pihak harus saling memahami.

Tentang Penulis

Dunia MCU

Author & Editor

Kami para penikmat film superhero DC dan Marvel tpi prefer ke Marvel yang niatny cuma ingin sharing ke teman-teman pecinta film Marvel.

Post a Comment

 
Dunia MCU © 2015 - Designed by Templateism.com